Senin, 13 April 2015

BELAJAR TUNTAS

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Model belajar tuntas pada mulanya diperkenalkan oleh John B. Caroll dan Benjamin Bloom. Pokok pikiran yang membedakan strategi ini dari model-model yang tergolong tradisional adalah model ini menerima perbedaan prestasi belajar di kalangan para siswa sebagai konsekuensi adanya perbedaan bakat.
Pengembangan model belajar tuntas terutama di landasi oleh pokok-pokok pikiran dalam psikologi behavioristik yang menitik beratkan pembentukan tingkah laku dan penggunakan pola belajar individual sebagaimana halnya strategi paket belajar (sistem modul ).
Secara sederhana konsep belajar tuntas mengajarkan (Caroll) bilamana siswa di beri kesempatan mempergunakan waktu yang di butuhnkannya untuk belajar dan ia mempergunakannya sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang di harapkan. Dengan kata lain bahwa setiap siswa yang mempunyai kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas , sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan
Maksud utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok siswa yang sedang mempelajari bahan tertentu secara tuntas.

Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian belajar tuntas ?
2.      Bagaimana strategi belajar tuntas ?
3.      Apa ciri-ciri belajar tuntas ?
4.      Apa saja  keunggulan dan kelemahan belajar tuntas ?




BAB II
PEMBAHASAN
A.  Strategi Pembelajaran
1.    Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu
a.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan,
b.      Menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa, dan
c.       Guru mendiskusika langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran.
2.    Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan berupa konsep baru, adalah penting untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan karakteristik konsep, atauran atau defenisi serta contoh konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, adalah penting untuk mengajar siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah kerja keteramilan dan berikan contoh untuk tiap langkah keterampilan yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru. Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan konsep atau keteramilan baru yang baru diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
3.    Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah atau tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya OHP, LCD dan sebagainya) sehingga semua siswa bisa memahami setiap langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa.
4.    Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap ini guru memberikan beberapa tugas atau permasalahan yang harus dikerjakan siswa, namun tetap diberi bimbingan dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan latihan terbimbing ini memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan.


5.    Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat atau retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan pratik dalam tahap ini tanpa bimbingan dan umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan dikelas atau berupa pekerjaan rumah. Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, guru perlu memberi umpan balik. Perlu diberikan beberapa tugas untuk diselesaikan oleh siswa sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.

Secara umum keuntungan penggunaan strategi pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.      Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran.
2.      Meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.      Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara mandiri.
4.      Meningkatkan kepercayaan diri siswa.

B.  CIRI-CIRI BELAJAR TUNTAS
1.    Para siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajaran.
2.    Bakat seorang siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat diramalkan, baik tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang pengajaran itu dalam waktu yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut sampai ketingkat penguasaan tertentu. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
3.    Tingkatan hasil belajar
Tingkat hasil belajar bergantung  pada waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Dalam situasi sekolah yang sebenarnya waktu yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan di pengaruhi oleh karakteristik siswa dan karakteristik pengajaran. Karakteristik siswa berkenaan dengan bakat dan ketekunan belajar. Karakteristik pengajaran berkenaan dengan kesempatan belajar, kualitas pengajaran, dan kemampuan memahami pengajaran.
4.    Model carroll
Tingkat belajar
A.    Ketentuan.
B.     Kesempatan belajar.
C.     Bakat.
D.  Kualitas pengajaran.
E.   Kemampuan memahami pengajaran.
5.    Kendatipun bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencapai tingkat mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula, mayoritas siswa dapat mencapai tingkat mastery.

C.  KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BELAJAR TUNTAS
Strategi belajar mengajar tuntas mengandung beberapa keunggulan, antara lain:
1.    Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif sebagaimana disarankan dalam konsep CBSA yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.
2.    Strategi ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang berpegang pada prinsip perbedaan individual, belajar kelompok.
3.    Strategi ini berorientasi kepada peningkatan produktivitas hasil belajar, yakni siswa menguasai bahan pelajaran secara tuntas, menyeluruh, dan utuh
4.    Dalam strategi ini, guru dan siswa diminta bekerja sama secara partisipatif dan persuatif, baik dalam proses belajar maupun dalam proses bimbingan terhadap siswa lainnya.
5.    Penilaian yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa mengandung unsur objektivitas yang tinggi sebab penilaian dilakukan oleh guru, rekan sekelas, dan diri sendiri, dan berlangsung secara berlanjut serta berdasarkan ukuran keberhasilan (standar prilaku) yang jelas dan spesifik.
6.    Pada hakikatnya, strategi ini tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau tidak naik kelas karena siswa yang ternyata mendapat hasil yang kurang memuaskan atau masih dibawah target dari hasil yang diharapkan, terus-menerus dibantu oleh rekannya dan guru.
7.    Pengajaran tuntas berdasarkan perencanaan yang sistemik, yang memiliki derajat koherensi yang tinggi dengan garis-garis besar program pengajaran bidang studi.
8.    Strategi ini menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing individu siswa sehingga memungkinkan mereka belajar secara lebih leluasa.
9.    Strategi belajar tuntas berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam strategi belajar mengajar lainya. Yang berdasarkan pendekatan kelas saja, atau kelompok saja, atau individualisasi saja.
10.              Strategi ini mengaktifkan guru-guru sebagai suatu regu yang harus bekerja sama secara efektif sehingga kelangsungan proses belajar siswa dapat terjamin dan berhasil optimal.
Strategi pengajaran tuntas juga mengandung beberapa kelemahan antara lain:
1.    Strategi ini sulit dalam pelaksanaannya karena melibatkan berbagai kegiatan. Yang berarti menuntut macam-macam kemampuan yang memadai.
2.    Guru-guru umumnya masih mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan belajar tuntas karena harus dibuat untuk jangka waktu satu semester disamping penyesunan satuan-satuan pelajaran yang lengkap dan menyeluruh.
3.    Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan strategi ini yang relatif lebih sulit dan masih baru.
4.    Strategi ini sudah tentu memerlukan berbagai fasilitas, perlengkapan, alat, dana, dan waktu yang cukup besar, sedangkan sekolah-sekolah kita umumnya masih langka dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang diharapkan.
5.    Untuk melaksanakan stategi ini yang mengacu kepada penguasan materi belajar secara tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar menguasai materi tersebut secara lebih luas, menyeluruh, dan lengkap. Hal itu para guru agar belajar lebih banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas.
6.    Diberlakukannya sistem ujian (EBTA dan EBTANAS) yang menuntut penyelenggaraan program bidang studi pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu unsur penghambat pelaksanaan belajar tuntas yang diharapkan.
 BAB  III 
    PENUTUP

        Kesimpulan
Setiap pembelaran perlu melakukan adanya kegiatan mengenai belajar tuntas seperti apa,
Belajar tuntas terasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis.

 DAFTAR PUSTAKA

Made wena.Strategi pembelajaran inovatif kontemporer.jakarta: Bumi Aksara.2010
Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo.Strategi belajar mengajar.Bandung : CV. Pustaka. 1997

Ali Mohammad.Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung : CV. Sinar Baru Bandung.1984 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar