PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model
belajar tuntas pada mulanya diperkenalkan oleh John B. Caroll dan Benjamin
Bloom. Pokok pikiran yang membedakan strategi ini dari model-model yang
tergolong tradisional adalah model ini menerima perbedaan prestasi belajar di
kalangan para siswa sebagai konsekuensi adanya perbedaan bakat.
Pengembangan
model belajar tuntas terutama di landasi oleh pokok-pokok pikiran dalam
psikologi behavioristik yang menitik beratkan pembentukan tingkah laku dan
penggunakan pola belajar individual sebagaimana halnya strategi paket belajar
(sistem modul ).
Secara
sederhana konsep belajar tuntas mengajarkan (Caroll) bilamana siswa di beri
kesempatan mempergunakan waktu yang di butuhnkannya untuk belajar dan ia
mempergunakannya sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil belajar
seperti yang di harapkan. Dengan kata lain bahwa setiap siswa yang mempunyai
kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka
dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas ,
sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan
Maksud
utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok
siswa yang sedang mempelajari bahan tertentu secara tuntas.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian belajar tuntas ?
2.
Bagaimana
strategi belajar tuntas ?
3.
Apa
ciri-ciri belajar tuntas ?
4.
Apa
saja keunggulan dan kelemahan belajar
tuntas ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Pembelajaran
1.
Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi
pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa.
Langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu
a.
Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan,
b.
Menjelaskan
materi pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta
pengalaman sehari-hari siswa, dan
c.
Guru
mendiskusika langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen
isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses
pembelajaran.
2.
Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan
baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan berupa konsep baru,
adalah penting untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan karakteristik konsep,
atauran atau defenisi serta contoh konsep. Jika yang diajarkan berupa
keterampilan baru, adalah penting untuk mengajar siswa untuk mengidentifikasi
langkah-langkah kerja keteramilan dan berikan contoh untuk tiap langkah
keterampilan yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun
audio visual sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru.
Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan
konsep atau keteramilan baru yang baru diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak
akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
3.
Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian
masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian
suatu masalah atau tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan
penyelesaian soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya OHP,
LCD dan sebagainya) sehingga semua siswa bisa memahami setiap langkah kerja
dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian
guru memberi balikan atas jawaban siswa.
4.
Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan
menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan. Dalam tahap
ini guru memberikan beberapa tugas atau permasalahan yang harus dikerjakan
siswa, namun tetap diberi bimbingan dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan
latihan terbimbing ini memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa. Peran guru dalam tahap ini adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan
umpan balik yang bersifat korektif jika diperlukan.
5.
Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri
dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam
tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau
memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat
atau retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan
permasalahan. Kegiatan pratik dalam tahap ini tanpa bimbingan dan umpan balik
dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan dikelas atau berupa pekerjaan rumah.
Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai
mengerjakan tugas secara tuntas. Jika perlu atau masih ada kesalahan, guru
perlu memberi umpan balik. Perlu diberikan beberapa tugas untuk diselesaikan
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.
Secara
umum keuntungan penggunaan strategi pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran.
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara mandiri.
4. Meningkatkan kepercayaan diri siswa.
B. CIRI-CIRI BELAJAR TUNTAS
1.
Para
siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai
dengan harapan pengajaran.
2.
Bakat
seorang siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat diramalkan, baik
tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang pengajaran itu dalam waktu
yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari
bahan tersebut sampai ketingkat penguasaan tertentu. Bakat berfungsi sebagai
indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
3.
Tingkatan
hasil belajar
Tingkat
hasil belajar bergantung pada waktu yang
digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Dalam situasi sekolah yang
sebenarnya waktu yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan di pengaruhi oleh
karakteristik siswa dan karakteristik pengajaran. Karakteristik siswa berkenaan
dengan bakat dan ketekunan belajar. Karakteristik pengajaran berkenaan dengan
kesempatan belajar, kualitas pengajaran, dan kemampuan memahami pengajaran.
4.
Model
carroll
Tingkat
belajar
A.
Ketentuan.
B.
Kesempatan
belajar.
C.
Bakat.
D. Kualitas pengajaran.
E.
Kemampuan
memahami pengajaran.
5.
Kendatipun
bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan
kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencapai tingkat
mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa memperoleh kesempatan belajar
yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula,
mayoritas siswa dapat mencapai tingkat mastery.
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BELAJAR
TUNTAS
Strategi
belajar mengajar tuntas mengandung beberapa keunggulan, antara lain:
1.
Strategi
ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif sebagaimana disarankan dalam konsep
CBSA yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sendiri,
memecahkan masalah sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.
2.
Strategi
ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang berpegang pada
prinsip perbedaan individual, belajar kelompok.
3.
Strategi
ini berorientasi kepada peningkatan produktivitas hasil belajar, yakni siswa
menguasai bahan pelajaran secara tuntas, menyeluruh, dan utuh
4.
Dalam
strategi ini, guru dan siswa diminta bekerja sama secara partisipatif dan
persuatif, baik dalam proses belajar maupun dalam proses bimbingan terhadap
siswa lainnya.
5.
Penilaian
yang dilakukan terhadap kemajuan belajar siswa mengandung unsur objektivitas
yang tinggi sebab penilaian dilakukan oleh guru, rekan sekelas, dan diri
sendiri, dan berlangsung secara berlanjut serta berdasarkan ukuran keberhasilan
(standar prilaku) yang jelas dan spesifik.
6.
Pada
hakikatnya, strategi ini tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau tidak
naik kelas karena siswa yang ternyata mendapat hasil yang kurang memuaskan atau
masih dibawah target dari hasil yang diharapkan, terus-menerus dibantu oleh
rekannya dan guru.
7.
Pengajaran
tuntas berdasarkan perencanaan yang sistemik, yang memiliki derajat koherensi
yang tinggi dengan garis-garis besar program pengajaran bidang studi.
8.
Strategi
ini menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masing-masing individu siswa sehingga memungkinkan mereka belajar secara lebih
leluasa.
9.
Strategi
belajar tuntas berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
strategi belajar mengajar lainya. Yang berdasarkan pendekatan kelas saja, atau
kelompok saja, atau individualisasi saja.
10.
Strategi
ini mengaktifkan guru-guru sebagai suatu regu yang harus bekerja sama secara
efektif sehingga kelangsungan proses belajar siswa dapat terjamin dan berhasil
optimal.
Strategi
pengajaran tuntas juga mengandung beberapa kelemahan antara lain:
1.
Strategi
ini sulit dalam pelaksanaannya karena melibatkan berbagai kegiatan. Yang
berarti menuntut macam-macam kemampuan yang memadai.
2.
Guru-guru
umumnya masih mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan belajar tuntas
karena harus dibuat untuk jangka waktu satu semester disamping penyesunan
satuan-satuan pelajaran yang lengkap dan menyeluruh.
3.
Guru-guru
yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk
menyelenggarakan strategi ini yang relatif lebih sulit dan masih baru.
4.
Strategi
ini sudah tentu memerlukan berbagai fasilitas, perlengkapan, alat, dana, dan
waktu yang cukup besar, sedangkan sekolah-sekolah kita umumnya masih langka
dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang diharapkan.
5.
Untuk
melaksanakan stategi ini yang mengacu kepada penguasan materi belajar secara
tuntas pada gilirannya menuntut para guru agar menguasai materi tersebut secara
lebih luas, menyeluruh, dan lengkap. Hal itu para guru agar belajar lebih
banyak dan menggunakan sumber-sumber yang lebih luas.
6.
Diberlakukannya
sistem ujian (EBTA dan EBTANAS) yang menuntut penyelenggaraan program bidang
studi pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan para siswa untuk menempuh
ujian, mungkin menjadi salah satu unsur penghambat pelaksanaan belajar tuntas
yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap pembelaran perlu melakukan adanya kegiatan mengenai belajar tuntas seperti apa,
Belajar tuntas terasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sistematis.
DAFTAR
PUSTAKA
Made wena.Strategi pembelajaran inovatif
kontemporer.jakarta: Bumi Aksara.2010
Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetyo.Strategi
belajar mengajar.Bandung : CV. Pustaka. 1997
Ali Mohammad.Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar.Bandung : CV. Sinar Baru Bandung.1984
Tidak ada komentar:
Posting Komentar