TEKONOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Masalah pendidikan dan pengajaran merupkan
masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.
Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah.
Guru bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui proses interaksi kumunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya.
Guru bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui proses interaksi kumunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya.
Untuk
memperlancar komunikasi antara guru dan siswanya, diperlukanlah media sebagai
perantaranya selain media dalam proses belajar mengajar juga diperlukan adanya
teknologi pembelajaran. Karene teknologi pembelajaran kan menentukan
keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai tujua pembelajaran itu
dilakukan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TEKNOLOGI
Teknologi sebenarnya telah ada sejak nenek moyang kita. Teknologi
merupakan alat bantu untuk mempermudah kehidupan manusia. Nenek moyang
menggunakan teknologi seperti pisau dari batu untuk berburu. Kata teknologi
selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekadar peranti keras hingga
cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan Logia artinya ungkapan.
Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan
dan pengetahuan tentang perkakas dan keterampilan (Wikipedia, 2006).
Di era saat ini, teknologi berkembang sangat pesat. Teknologi yang
pada zaman nenek moyang seperti barang rongsokan kini menjadi barang canggih yang
mampu membantu kehidupan manusia. Dengan adanya pembelajaran dan proses belajar
mengajar, Sumber Daya Manusia akan menjadi sangat baik dan teknologi akan
semakin maju. Pembelajaran akan sangat baik apabila menggunakan media
pembelajaran yang baik pula.
B.
MEDIA
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Media digunakan agar
pembelajaran dapat efektif dan menyenangkan. Proses belajar akan lebih baik
lagi apabila mengetahui pengertian dasar mengenai teknologi, media, dan
pembelajaran.
Media merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya sarana
komunikasi. istilah inI mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara
sumber dan penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual,
video, manipulatif(objek), dan orang-orang (teknisi). Tujuan media adalah untuk
memfasilitasi komunikasi dan belajar.
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk kedua
dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs
mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar
terjadi proses belajar. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah sarana penyalur pesan agar dapat dirangsang oleh otak, perasaan dan
kemauan kita.
C. MACAM-MACAM
MEDIA PEMBELAJARAN
No
|
Kelompok media
|
Media intruksional
|
1
|
Audio
|
-
Pita audio
(rol atau kaset)
-
Piringan
audio
-
Radio
(rekaman siaran)
|
2
|
Cetak
|
-
Buku teks
terprogram
-
Buku pegangan
atau manual
-
Buku tugas
|
3
|
Audio cetak
|
-
Audio-cetak
-
Buku latihan
dilengkapi kaset
-
Gambar atau
poster (dilengkapi audio)
|
4
|
Proyeksi visual diam
|
-
Proyeksi
visual diam
-
Film gerak
(slide)
-
Film rangkai
(berisi pesan verbal)
|
5
|
Proyeksi visual diam dengan audio
|
-
Proyeksi
visual diam dengan audio
-
Film bingkai
(slide suara)
-
Film rangkai
suara
|
6
|
Visual gerak
|
-
Visual gerak
-
Film bisu
dengan judul (caption)
|
7
|
Visual gerak dengan audio
|
-
visual gerak
dengan audio
-
film suara
-
video, vcd
dan dvd
|
8
|
Benda
|
-
benda
-
benda nayta
-
model tiruan
(mock-up)
|
D. BELAJAR
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah
proses terjadi pada diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
tingkah laku aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadarinya.
Proses belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan mental yang tidak
dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan adanya
gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak.
E. JENIS-JENIS
BELAJAR
Di dalam proses belajar terdapat
berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi
8 jenis yaitu
No
|
JENIS-JENIS
BELAJAR
|
1
|
Belajar
isyarat (signal learning)
|
2
|
Belajar
stimulus respon
|
3
|
Belajar
merantaikan (chaining)
|
4
|
Belajar
asosiasi verbal (verbal Association)
|
5
|
Belajar
membedakan (discrimination)
|
6
|
Belajar
konsep (concept learning)
|
7
|
Belajar dalil
(rule learning)
|
8
|
Belajar memecahkan
masalah (problem solving)
|
Dari kedelapan jenis tersebut dapat
menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Selain dari kognitif aspek afektif
dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan,
Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan psikomotor
mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), Adaptasi
(adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat dikatakan
telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar kognitif dimana adalah
belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual. Kompetensi kawasan kognitif
meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensitesakan dan
menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat
berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan
dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa ditemukan
dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis
materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur. Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan
membandingkan, mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman
belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau
prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar
tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau komponen,
menyusun membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar
untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan
penilaian terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu.
Berkaitan dengan kawasan afektif,
pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa mencapai tingkatan
kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan contoh/model,
mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau
berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan
sebagainya.
Untuk kawasan psikomotor, pengalaman
belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi ini adalah berlatih
dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan menirukan, menstimulasikan,
mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
Untuk kawasan interpersonal. Belajar
dalam ranah antarpersonal melibatkan interaksi diantara orang-orang. Kemampuan
interpersonal merupakan keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan untuk
berhubungan secara efektif dengan orang lain. Guru bertugas sebagai fasilitator
dan para siswa sering ditempatkan dalam kelompok kooperatif untuk berbagai
kegiatan belajar.
F. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS MENGENAI
BELAJAR
1. Pandangan
Behavioristik
Skinner,
seorang psikolog di Harvard University, melakukan studi ilmiah tentang perilaku
yang dapat diamati. Dia adalah seorang pendukung behavioristik. Dia tertarik
pada belajar keterampilan baru, seperti yang digambarkan oleh anjing Pavlov,
dimana perangsangan asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan (Psikologi
Pendidikan, 94). Berdasarkan teori belajar itu dikenal dengan teori penguatan.
Serangkaian percobaan juga dilakukan pada merpati. Dia beralasan bahwa prosedur
yang sama bisa digunakan dengan manusia. Hasilnya adalah munculnya instruksi
yang diprogramkan yang kemudian berkembang menjadi instruksi
komputer-assistend. Tidak seperti sebelumnya belajar penelitian, karya Skinner
sangat logis dan tepat, yang mengarah langsung ke instruksi belajar.
Behavioristik menolak untuk berspekulasi mengenai apa yang terjadi ketika
belajar berlangsung. Mereka hanya mengandalkan perilaku yang diamati. Sebagai
hasilnya, mereka lebih nyaman menjelaskan tugas-tugas belajar yang relatief
sederhana. Karena pada posisi ini, behavioristik memiliki aplikasi terbatas
dalam mengajarkan keterampilan tingkat yang lebih tinggi. Behavioristik enggan
untuk membuat kesimpulan tentang bagaimana mengenai memproses informasi.
2. Pandangan
Kognitif
Belajar
adalah perubahan presepsi dan pemahaman, tidak selalu berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati dan diukur.Teori ini lebih mengutamakan proses belajar
daripada hasil belajarnya. Kognitif memberikan kontribusi baru untuk belajar
teori dengan menciptakan model tentang bagaimana peserta didik menerima,
proses, dan memanipulasi informasi. Kognitif membuat model mental dari memori
jangka pendek dan jangka panjang. Informasi baru disimpan dalam memori jangka
pendek, di mana ia dilatih hingga siap untuk disimpan dalam memori jangka
panjang. Pembelajar kemudian menggabungkan informasi dan keterampilan dalam
memori jangka panjang untuk mengembangkan strategi kognitif, atau keterampilan
untuk menangani tugas yang kompleks. Siswa dapat mengembangkan sumber belajar
yangtersedia.
3. Pandangan
Konstruktivistik
Konstruktivistik melibatkan siswa dalam pengalaman belajar. Konstruktivistik
menekankan bahwa siswa dapat menciptakan ide mereka sendiri. Siswa menempatkan
pengalaman belajar dalam pengalaman mereka sendiri dan tujuan instruksi tidak
untuk mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi sehingga siswa dapat
menginterpretasikan informasi untuk pemahaman mereka sendiri. Dalam hal ini
guru hanya membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan
lancar. Guru juga tidak mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Konstrutivistik dapat
membangun dan mengubah daya pikir siswa menuju kepemikiran modern dan dapat
mengembangkan manusia dan mempunyai bakat yang luar biasa, memiliki kepekaan,
mandiri, bertanggung jawab dan dapat mendidik dirinya maupun generasi
selanjutnya serta mampu berkolaborasi memecahkan masalah pendidikan baik
praktek maupun teori dan mengarahkan ke masa depan
4. Pandangan
Sosial-Psikologi
Psikologi
sosial adalah perspektif lain dalam studi pengajaran pembelajaran. Sosial
psikolog melihat efek dari organisasi sosial kelas pada pembelajaran.Belajar
merupakan proses pembentukan makna. Belajar bukanlah proses mengumpulkan
informasi, melainkan proses pengembangan pemahaman atau pemikiran dengan
membuat pemahaman baru. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidak
seimbangan stuktur kognitif pada diri seseorang.
G. PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN
Teknologi dan media dapat melayani banyak peran dalam pembelajaran. Ketika
pengajaran adalah berpusat pada guru (teacher-cntered), teknologi dan media
digunakan untuk mendukung presentasi pengajaran. Sebagai contoh, guru mungkin
menggunakan papan elektronik untuk menampilkan materinya. Selain itu, ketika
pengajaran adalah berpusat pada siswa (student-centered), siswa adalah pengguna
pokok teknologi dan media. Penggunaan kegiatan berpusat pada siswa memungkinkan
guru menghabiskan lebih dari waktu mereka mendiagnosis dan mengkoreksi
masalah-masalah siswa, mengkonsultasi dengan individu siswa, dan mengajar
sata-satu dan dalam kelompok kecil. Penggunaan teknologi dan media oleh siswa
ada dua yang penting, yaitu portfolio dan pendidikan jarak jauh.
H. SETTING PEMBELAJARAN
Pembelajaran dapat bertempat pada
banyak setting berbeda. Setting pembelajaran adalah sekitar atau yang
mengelilingi dalam pembelajaran. Selain di ruang kelas, pembelajaran juga
terjadi di laboratorium (laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium
bahasa), perpustakaan, pusat media, taman bermain, gedung teater, tanah lapang,
ruang belajar, dan di rumah. Ada dua setting pembelajaran yaitu synchronous dan
asynchronous. Untuk pengajaran synchronous, pembelajar harus menyajikan pada
waktu yang sama. Sebagai contoh, dalam presentasi di dalam ruang kelas, program
televisi langsung (bukan videotape), atau teleconference. Dalam pengajaran
synchronous ada dua tipe. Yang pertama ialah pengajaran langsung, face to face.
Dan yang kedua sering disebut pembelajaran jarak jauh. Kegiatan pengajarannya
dalam waktu yang sama tapi pembelajar dapat berada di tempat yang berbeda,
contohnya adalah dengan chatting. Pengajaran yang kedua adalah asynchronous.
Pembelajaran ini tidak harus dilaksanakan tidak pada waktu yang sama.
I. STRATEGI
Strategi
berarti suatu jalan atau cara untuk melakukan sesuatu. Strategi dideskripsikan
sebagai sebuah prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu proses kegiatan
belajar. Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang melibatkan pembelajar
dalam sebuah aktivitas belajar mengajar. Contohnya adalah termasuk presentasi,
demonstrasi, cooperative learning, permainan, simulasi, pemecahan masalah,
diskusi, drill-and-practice, discovery, dan tutorial. Teknologi dan media akan
melengkapi dan mendukung banyak strategi pembelajaran. Setelah memilih
strategi, selanjutnya memilih teknologi dan media untuk mengimplementasikan
strategi tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian
media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dirinya.
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar dan
pemecahan masalah manusia dalam proses belajar.
Hubungan
antara media dengan teknologi pembelajaran sangat erat karenakan di dalam
menerapkan teknologi pembelajaran kita harus menggunakan media agar guru dapat
menyampaikan pesan dalam bentuk materi dengan mudah dan siswa dapat menerimanya
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.
Dr. H. Asnawir, Drs. M. Basyiruddin Usman, M. Pd., Media Pembelajaran, Ciputat
Pers, 2002 Jakarta. Hal. 1
Dr.
Arief S. Sadiman, M. Sc. Dkk, Media pendidikan pengertian, pengembangan
dan pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta. Hal. 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar