Minggu, 26 April 2015

TEKNOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN

TEKONOLOGI DAN MEDIA MEMUDAHKAN PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.        LATAR BELAKANG
 Masalah pendidikan dan pengajaran merupkan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah.
     Guru bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui proses interaksi kumunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya.
Untuk memperlancar komunikasi antara guru dan siswanya, diperlukanlah media sebagai perantaranya selain media dalam proses belajar mengajar juga diperlukan adanya teknologi pembelajaran. Karene teknologi pembelajaran kan menentukan keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai tujua pembelajaran itu dilakukan.




















BAB II
PEMBAHASAN
A.  TEKNOLOGI
Teknologi sebenarnya telah ada sejak nenek moyang kita. Teknologi merupakan alat bantu untuk mempermudah kehidupan manusia. Nenek moyang menggunakan teknologi seperti pisau dari batu untuk berburu. Kata teknologi selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekadar peranti keras hingga cara yang sistematis dalam menyelesaikan masalah. Kata ini berasal dari bahasa Yunani technologia. Techne artinya kemampuan dan Logia artinya ungkapan.
Teknologi merupakan istilah yang luas berkaitan dengan pemanfaatan dan pengetahuan tentang perkakas dan keterampilan (Wikipedia, 2006).
Di era saat ini, teknologi berkembang sangat pesat. Teknologi yang pada zaman nenek moyang seperti barang rongsokan kini menjadi barang canggih yang mampu membantu kehidupan manusia. Dengan adanya pembelajaran dan proses belajar mengajar, Sumber Daya Manusia akan menjadi sangat baik dan teknologi akan semakin maju. Pembelajaran akan sangat baik apabila menggunakan media pembelajaran yang baik pula.

B.  MEDIA
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Media digunakan agar pembelajaran dapat efektif dan menyenangkan. Proses belajar akan lebih baik lagi apabila mengetahui pengertian dasar mengenai teknologi, media, dan pembelajaran.
Media merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya sarana komunikasi. istilah inI mengacu pada sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, manipulatif(objek), dan orang-orang (teknisi). Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan belajar.
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk kedua dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana penyalur pesan agar dapat dirangsang oleh otak, perasaan dan kemauan kita.


C. MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN

No
Kelompok media
Media intruksional
1
Audio
-          Pita audio (rol atau kaset)
-          Piringan audio
-          Radio (rekaman siaran) 
2
Cetak
-          Buku teks terprogram
-          Buku pegangan atau manual
-          Buku tugas
3
Audio cetak
-          Audio-cetak
-          Buku latihan dilengkapi kaset
-          Gambar atau poster (dilengkapi audio)
4
Proyeksi visual diam
-          Proyeksi visual diam
-          Film gerak (slide)
-          Film rangkai (berisi pesan verbal)
5
Proyeksi visual diam dengan audio
-          Proyeksi visual diam dengan audio
-          Film bingkai (slide suara)
-          Film rangkai suara
6
Visual gerak
-          Visual gerak
-          Film bisu dengan judul (caption)
7
Visual gerak dengan audio
-          visual gerak dengan audio
-          film suara
-          video, vcd dan dvd
8
Benda
-          benda
-          benda nayta
-          model tiruan (mock-up)

D. BELAJAR
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses terjadi pada diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadarinya.
Proses belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan adanya gejala-gejala perubahan prilaku yang tampak.
E. JENIS-JENIS BELAJAR
Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu


No
JENIS-JENIS BELAJAR
1
Belajar isyarat (signal learning)
2
Belajar stimulus respon
3
Belajar merantaikan (chaining)
4
Belajar asosiasi verbal (verbal Association)
5
Belajar membedakan (discrimination)
6
Belajar konsep (concept learning)
7
Belajar dalil (rule learning)
8
Belajar memecahkan masalah (problem solving)

Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Selain dari kognitif aspek afektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual. Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan, mengidentifikasikan karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu.
Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.
Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan menirukan, menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
Untuk kawasan interpersonal. Belajar dalam ranah antarpersonal melibatkan interaksi diantara orang-orang. Kemampuan interpersonal merupakan keterampilan orang yang membutuhkan kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain. Guru bertugas sebagai fasilitator dan para siswa sering ditempatkan dalam kelompok kooperatif untuk berbagai kegiatan belajar.

F. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS MENGENAI BELAJAR
1.    Pandangan Behavioristik
     Skinner, seorang psikolog di Harvard University, melakukan studi ilmiah tentang perilaku yang dapat diamati. Dia adalah seorang pendukung behavioristik. Dia tertarik pada belajar keterampilan baru, seperti yang digambarkan oleh anjing Pavlov, dimana perangsangan asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan (Psikologi Pendidikan, 94). Berdasarkan teori belajar itu dikenal dengan teori penguatan. Serangkaian percobaan juga dilakukan pada merpati. Dia beralasan bahwa prosedur yang sama bisa digunakan dengan manusia. Hasilnya adalah munculnya instruksi yang diprogramkan yang kemudian berkembang menjadi instruksi komputer-assistend. Tidak seperti sebelumnya belajar penelitian, karya Skinner sangat logis dan tepat, yang mengarah langsung ke instruksi belajar. Behavioristik menolak untuk berspekulasi mengenai apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Mereka hanya mengandalkan perilaku yang diamati. Sebagai hasilnya, mereka lebih nyaman menjelaskan tugas-tugas belajar yang relatief sederhana. Karena pada posisi ini, behavioristik memiliki aplikasi terbatas dalam mengajarkan keterampilan tingkat yang lebih tinggi. Behavioristik enggan untuk membuat kesimpulan tentang bagaimana mengenai memproses informasi.
2.    Pandangan Kognitif
     Belajar adalah perubahan presepsi dan pemahaman, tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.Teori ini lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil belajarnya. Kognitif memberikan kontribusi baru untuk belajar teori dengan menciptakan model tentang bagaimana peserta didik menerima, proses, dan memanipulasi informasi. Kognitif membuat model mental dari memori jangka pendek dan jangka panjang. Informasi baru disimpan dalam memori jangka pendek, di mana ia dilatih hingga siap untuk disimpan dalam memori jangka panjang. Pembelajar kemudian menggabungkan informasi dan keterampilan dalam memori jangka panjang untuk mengembangkan strategi kognitif, atau keterampilan untuk menangani tugas yang kompleks. Siswa dapat mengembangkan sumber belajar yangtersedia.
3.    Pandangan Konstruktivistik
     Konstruktivistik melibatkan siswa dalam pengalaman belajar. Konstruktivistik menekankan bahwa siswa dapat menciptakan ide mereka sendiri. Siswa menempatkan pengalaman belajar dalam pengalaman mereka sendiri dan tujuan instruksi tidak untuk mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi sehingga siswa dapat menginterpretasikan informasi untuk pemahaman mereka sendiri. Dalam hal ini guru hanya membantu agar proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru juga tidak mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Konstrutivistik dapat membangun dan mengubah daya pikir siswa menuju kepemikiran modern dan dapat mengembangkan manusia dan mempunyai bakat yang luar biasa, memiliki kepekaan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat mendidik dirinya maupun generasi selanjutnya serta mampu berkolaborasi memecahkan masalah pendidikan baik praktek maupun teori dan mengarahkan ke masa depan
4.    Pandangan Sosial-Psikologi
     Psikologi sosial adalah perspektif lain dalam studi pengajaran pembelajaran. Sosial psikolog melihat efek dari organisasi sosial kelas pada pembelajaran.Belajar merupakan proses pembentukan makna. Belajar bukanlah proses mengumpulkan informasi, melainkan proses pengembangan pemahaman atau pemikiran dengan membuat pemahaman baru. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidak seimbangan stuktur kognitif pada diri seseorang.

G. PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
       Teknologi dan media dapat melayani banyak peran dalam pembelajaran. Ketika pengajaran adalah berpusat pada guru (teacher-cntered), teknologi dan media digunakan untuk mendukung presentasi pengajaran. Sebagai contoh, guru mungkin menggunakan papan elektronik untuk menampilkan materinya. Selain itu, ketika pengajaran adalah berpusat pada siswa (student-centered), siswa adalah pengguna pokok teknologi dan media. Penggunaan kegiatan berpusat pada siswa memungkinkan guru menghabiskan lebih dari waktu mereka mendiagnosis dan mengkoreksi masalah-masalah siswa, mengkonsultasi dengan individu siswa, dan mengajar sata-satu dan dalam kelompok kecil. Penggunaan teknologi dan media oleh siswa ada dua yang penting, yaitu portfolio dan pendidikan jarak jauh. 
  
H. SETTING PEMBELAJARAN
Pembelajaran dapat bertempat pada banyak setting berbeda. Setting pembelajaran adalah sekitar atau yang mengelilingi dalam pembelajaran. Selain di ruang kelas, pembelajaran juga terjadi di laboratorium (laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa), perpustakaan, pusat media, taman bermain, gedung teater, tanah lapang, ruang belajar, dan di rumah. Ada dua setting pembelajaran yaitu synchronous dan asynchronous. Untuk pengajaran synchronous, pembelajar harus menyajikan pada waktu yang sama. Sebagai contoh, dalam presentasi di dalam ruang kelas, program televisi langsung (bukan videotape), atau teleconference. Dalam pengajaran synchronous ada dua tipe. Yang pertama ialah pengajaran langsung, face to face. Dan yang kedua sering disebut pembelajaran jarak jauh. Kegiatan pengajarannya dalam waktu yang sama tapi pembelajar dapat berada di tempat yang berbeda, contohnya adalah dengan chatting. Pengajaran yang kedua adalah asynchronous. Pembelajaran ini tidak harus dilaksanakan tidak pada waktu yang sama.

I. STRATEGI
Strategi berarti suatu jalan atau cara untuk melakukan sesuatu. Strategi dideskripsikan sebagai sebuah prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu proses kegiatan belajar. Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang melibatkan pembelajar dalam sebuah aktivitas belajar mengajar. Contohnya adalah termasuk presentasi, demonstrasi, cooperative learning, permainan, simulasi, pemecahan masalah, diskusi, drill-and-practice, discovery, dan tutorial. Teknologi dan media akan melengkapi dan mendukung banyak strategi pembelajaran. Setelah memilih strategi, selanjutnya memilih teknologi dan media untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
























BAB III
KESIMPULAN
Pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar dan pemecahan masalah manusia dalam proses belajar.
Hubungan antara media dengan teknologi pembelajaran sangat erat karenakan di dalam menerapkan teknologi pembelajaran kita harus menggunakan media agar guru dapat menyampaikan pesan dalam bentuk materi dengan mudah dan siswa dapat menerimanya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.


















DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Asnawir, Drs. M. Basyiruddin Usman, M. Pd., Media Pembelajaran, Ciputat Pers, 2002 Jakarta. Hal. 1

Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc. Dkk, Media pendidikan  pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Jakarta. Hal. 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar